AND THEN THERE WERE NONE (1945)

Assalamu'alaikum, good day...

Hai, sejenak beralih dari posts pengkategorian ya. Saya selingi dengan film klasik dari Hollywood yg baru ku tonton beberapa hari lalu, And Then There Were None (1945). Film ini adalah film pertama hasil adaptasi novel detektif Agatha Christie (kebetulan penulis favoritku nih). Setelah ini, ada tiga film lagi dari satu buku tsb meski judul & jalan ceritanya berbeda. Ketiganya adalah Ten Little Indians (1965), And Then There Were None (1974) & Ten Little Indians (1989-Film TV). Saya tidak berhasil menemukan film versi 1965 tapi menurut banyak ulasan yg saya baca, film pertama tahun 1945 ini adalah yg terbaik & paling bermutu, lepas dari usia produksinya yg paling tua. Saya setuju sekali, And Then There Were None yg tayang 72 tahun lalu ini memang keren abis. Padahal kisahnya sederhana saja, hanya di sebuah pulau & kebanyakan syuting di dalam rumah. No action atau pamer aurat, murni hanya mengandalkan kekuatan akting tapi bener2 bagus dah. Trik berlebihan tidak dibutuhkan manakala bakat itu nyata adanya. Ya kaaan? Sampai ku tonton berulangkali saking sukanya! Belum pernah terjadi saya nonton film klasik hitam putih sampai berkali-kali gitu selain Gone With The Wind (1939). Nggak ada celah kekakuan khas film2 produksi tahun segitu. Semua aktor membawakan perannya masing2 dengan cemerlang sekali, apalagi Walter Huston (dr. Edward Armstrong), Mischa Bauer (Prince Nikita Starloff) & Richard Haydn (Thomas Rogers). Nggak ada obeng, guys. Bahkan jarang saya temui tandingannya di masa kini.

Sebagai pembaca setia buku2 Agatha Christie dari masa SMP, saya nggak asing lagi dengan kisah2 detektifnya yg umumnya melibatkan banyak tokoh. Jika dalam buku kita punya banyak kesempatan untuk 'kenalan' sama tokoh2 tsb, dalam film ada durasi waktu yg mengikat. Cara memperkenalkan tokoh sebanyak itu bisa melalui bagaimana mereka bertutur, adegan demi adegan atau kisah dari narator. Berliku & penuh dengan detail sebelum mengerucut pada kesimpulan. Jadi memang hanya orang2 cermat yg bisa mengerti alur kisahnya. Bagi yg nggak sabaran, bisa bosen duluan.

Saya tahu dalam kisah And Then There Were None ini, saya tidak akan bertemu Hercule Poirot atau Miss Jane Marple. Bener2 satu kisah thriller suspense yg berbeda. Delapan orang yg tidak saling mengenal diundang hadir berakhir pekan di pulau terpencil oleh Tn. Owen yg misterius. Di sana mereka disambut dua pelayan, sepasang suami istri, Thomas Rogers & Ethel Rogers (Queenie Leonard). Di ruang duduk, sambil menanti barang2 mereka dibawa turun Rogers dari atas kapal, ke-8 orang ini saling berkenalan.

Mereka adalah (pake sebutanku) Si Hakim, Si Dokter, Si Pensiunan Perwira Tinggi, Si Detektif, Si Pangeran, Si Sekretaris, Si Wanita Muram, Si Pemalsu Identitas. Berurutan diperankan oleh Barry Fitzgerald (1888-1961), Walter Huston (1883-1950), C. Aubrey Smith (1863-1948), Roland Young (1887-1953), Mischa Bauer (1905-1967), June Duprez (1918-1984), Dame Frances Margaret Anderson (1897-1992) & Louis Charles Hayward (1909-1985). Adapun yg memerankan pasangan pelayan adalah Richard Haydn (1905-1985) sebagai Thomas Rogers & Queenie Leonards (1905-2002) sebagai Mrs. Rogers. Bersepuluh, mereka tampil memukau dalam film klasik berdurasi 1 jam 37 menit ttg sepuluh orang yg dinilai Tn. Owen telah bersalah di masa lalu sehingga sebagai hukumannya, mereka harus mati satu-persatu di pulau terpencil tsb, layaknya sepuluh anak Indian dalam syair lagu anak-anak yg terkenal. Tak ada yg tahu siapa yg akan terbunuh berikutnya, tapi setiap terjadi kematian, salah satu dari 10 patung anak Indian di meja makan akan berkurang satu. Lama-kelamaan mereka yg tersisa menjadi saling curiga krn tak ada yg tahu di mana Tn. Owen berada & disimpulkan, Tn. Owen adalah salah satu dari mereka.

Mari tengok keunikan & fakta kecil yg jadi perhatian saya (kalo di IMDb disebut TRIVIA nih). Pertama, saya baru tahu sosok bergerak Walter Huston (dr. Armstrong) dari film ini & dia berhasil membuat saya terkesan (selama ini hanya membacanya dari Wikipedia). Gaya akting & mimik wajahnya mengingatkan saya pada dua aktor dari generasi setelah beliau: Sean Connery & Harrison Ford (kebetulan keduanya pernah tampil bersama sbg ayah & anak dalam Indiana Jones And The Last Crusade (1989)). Hampir setiap gerakan & mimik wajahnya begitu kuat membawa saya pada penampilan Oscar Sir Sean Connery di film The Untouchables (1987), terutama ketika tokoh Jim Malone yg diperankannya menggertak akuntannya Capone, George (Brad Sullivan) di teras rumah terpencil plus ketika tokoh Jack Ryan (Harrison Ford) sedang meng-konfrontasi Robert Ritter (Henry Czerny) dalam film keren Clear And Present Danger (1994). Saya dapat kesan kuat ini ketika dr. Edward Armstrong menginvestigasi tokoh Vera Claythorne (June Duprez) di lantai 2.

Kedua, fyi, Walter Huston adalah ayah dari aktor/sutradara John Huston (1906-1987) & kakek dari aktris Anjelica Huston. Ketiganya datang dari keluarga penerima Piala Academy Awards (Walter sbg Aktor Pendukung Terbaik untuk film The Treasure of The Sierra Madre (1948), John sbg Sutradara Terbaik & Penulis Skenario Terbaik untuk film The Treasure of The Sierra Madre (1948), Anjelica sbg Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam film Prizzi's Honor (1986)). Pada acara Academy Awards 1949 ketika menerima piala Oscar-nya, Walter Huston hanya ngasih acceptance speech singkat: "Saya pernah berkata pada anak saya, kalau suatu saat kamu jadi sutradara atau penulis skenario, carikan peran yg bagus untuk ayahmu." Dan dia mendapat piala Oscar-nya untuk film yg disutradarai putranya yg juga menerima piala tsb untuk film yg sama. Keluarga legendaris berisi para legenda, aren't they? Saya familiar dengan penampilan John & Anjelica Huston, tapi Walter Huston benar2 baru lihat. Suka & terkesan banget! kesamaan mereka yg segera terlihat: tinggi badan di atas rata2. Tadinya ku kira Walter Huston ini yg tampil bersama Yul Brynner di satu film yg saya lupa judulnya, tapi sepertinya bukan. And Then There Were None adalah film perdana di mana saya melihat akting Walter untuk pertamakalinya.

Beralih ke cast lain. Louis Hayward & June Duprez tampak seperti orang2 masa kini aja, padahal generasi mereka jauh di atas Oma Opa ku yg kalau masih ada sekalipun, usianya sekarang sudah mencapai angka 100 ke atas. Artinya mereka tuh generasi yg sudah sangat lama berlalu sebelum generasi saya tiba. Oya, suara Louis Hayward bagus banget, guys. Kayak narator film2 kolosal megah. Lalu ada aktor Roland Young yg saban dia muncul, mataku lekat nggak mau lepas dari sosoknya. Nape coba? Simpel aja, gaya sisiran rambutnya, bentuk wajah & caranya bergerak mengingatkan saya sama Opa dari sebelah Mama. Membangkitkan rindu banget deh. Hiks.

Ketiga, kalau anda memperhatikan dengan cermat, ketika tokoh Pangeran Nikita Starloff menyanyikan lagu Sepuluh Anak Indian dengan luwesnya, setiap syair yg menjabarkan bagaimana cara anak2 Indian itu mati satu-persatu juga memperlihatkan siapa saja yg akan mati dengan cara yg sedang dinyanyikan. Saya pikir ini ide brilian & sutradara yg mengatur adegan demi adegan mendetail itu jenius sekali. Bisa pas gitu. Tambahan detail lainnya ketika tokoh detektif (Roland Young) menegur inisial di tas travel Lombard yg tidak sesuai dengan inisial namanya. Jadi semacam penegasan thdp profesinya.

Keempat nih, aktor yg kebagian peran sbg pelayan pria di villa, Richard Haydn. Saya sempat kepikiran Wikipedia salah taruh foto profilnya, sepertinya ketuker gitu. Ternyata tidak. Tampilan wajahnya di tahun '40an & '60an memang sangat berbeda. Haydn termasuk dalam beberapa aktor yg jadi scene stealer dalam And Then There Were None. Karakter Rogers yg dia bawakan bener2 seperti kartun versi manusia. Dengan bentuk mulut, gerakan terlatih alis & dahi plus kepiawaiannya mengolah vokal. Kocak.


Banyak dialog cerdas & sentilan2 sarkastik dalam setiap kalimat yg keluar dari mulut para cast. Fix ini mah masuk jadi salah satu film klasik favoritku. Suka aku tuu sama hasil karya elegan & cerdas2 begini. Salute to Dame Agatha Christie juga tentunya.

Saat kesepuluh karakter dalam film ini bertemu di ruang tamu villa Tn. Owen, beberapa di antaranya memperkenalkan diri tepat ke arah kamera. Entrance 'masuk' dalam benak penonton dari sosok Hayward, C. Aubrey Smith (Jenderal Sir. John Mandrake) & Walter Huston yg paling mencuri perhatian saya. Kharisma kuat si jangkung Aubrey Smith juga tidak terelakkan. Selalu jadi pengalaman luar biasa bagi saya bahwa kita masih bisa menyaksikan gerak laku orang dari masa lampau yg lahir di abad ke-19 & sudah lama tiada jauh sebelum saya lahir (1863 bok! 101 tahun kemudian, kakak iparku lahir. Artinya kalau panjang umur, usianya di tahun 2044 nanti menyentuh angka 80 tahun). Apakah ada yg suka terlintas pikiran2 seperti ini juga?

Mungkin segitu dulu yg teringat di kepala saat ini. Kapan2 kalau perlu ditambahkan, eik balik ngedit. Thank youuu & selamat menunaikan ibadah puasa & rangkaiannya di Bulan Suci Ramadhan buat semua yg menjalankan. Wassalam.


Sumber kisah & foto: Wikipedia, IMDb, AttaboyClarence.com, Thearkofgrace.com


Komentar