Loving Pablo (2017)

Assalamu'alaikum, selamat malam.

Long time no post. Hehehe. No excuses. Memang super duper males. Banyak pengalih sepertinya...
*Ambil sapu, ambil kemoceng. Rumahku berdebu...*
Sebenarnya walau lama tidak ngisi post, sering kangen dan kepikiran mau nulis ini itu, tapi cuma sampe di keinginan saja. Pengen cerita ttg Band of Brothers (mini series 2001), Space Cowboys (2000), bikin kategori opo maneh (banyak yg nanya di e-mail), sampe yg terakhir ttg Game of Thrones (teve series 2011) yg hits banget itu. Semua cuma sampai di niat saja. Nyusul aja deh.
Ini juga lagi nggak punya laptop (udah dilungsurin ke anak yg lebih membutuhkan. SMA kelas 2 itu menuntut pemakaian laptop secara intens. Yasud mommy ngalah dulu). Sementara ngetiknya masih pake android jadi rada siwer matanya.

Tadinya setelah Game of Thrones berakhir, rasanya akan butuh waktu lama bagi saya sebelum bisa menyesuaikan lagi dengan karakter tokoh dari film-film lain, perasaan yg tidak asing krn terjadi juga dalam urusan bacaan. Masih sulit move on dari banyaknya karakter kuat yg istimewa plus jalan ceritanya yg unik di Game of Thrones. Saya pikir paling sebulanan nih baru bisa move on. Hihihi. Tapi emang dasarnya hobi nonton, baru juga dua hari sudah menemukan 'teman-teman' baru lagi. Kali ini dari film besutan Fernando León de Aranoa, Loving Pablo (2017).


Film yg diangkat dari kisah nyata begini selalu menarik buat saya. Seakan menyaksikan visualisasi biografi tapi lebih menghibur. Ini film ttg Pablo Escobar. Kisah hidupnya dari urusan keluarga, skandal, dunia politik dan tentu saja sepak terjangnya dalam 'berkarir' yg mengantarnya berakhir sbg buronan DEA. Baru kali ini saya lihat pasangan suami istri Javier Bardem (as Pablo Escobar) dan Penelope Cruz (as Virginia Vallejo) berbagi scenes bersama (belakangan lihat mereka bersama dalam The Counselor tapi sepertinya tidak berbagi scene-cmiiw).

Penampilan otentik dari wanita simpanan Escobar dibawakan cukup apik oleh Cruz, dan Bardem seperti biasa : memukau dan attached. Apa yg menarik dari aktor yg wajahnya jauh dari apa yg kerap jadi andalan kebanyakan aktor jaman sekarang : good looking ini? Saya suka krn Bardem termasuk aktor yg berani tampil jelek cenderung menggelikan. Ingat gaya rambutnya dalam No Country For Old Men (2007) dan Love In The Time of Cholera (2007)? Ampun dah, saya pikir Bardem tidak mungkin bisa tampil lebih menggelikan lagi, ternyata saya salah. Penampilannya dalam Loving Pablo juaranya dalam urusan tampil konyol dan menggelikan. Tapi justru di situ kekuatan dan keunikan aktor kelahiran tahun 1969 ini. Penikmat seni peran seperti saya tidak pernah fokus pada penampilan, apalagi mempermasalahkannya. Saya menaruh perhatian pada kualitas aktingnya. Dia sanggup 'menghidupkan' kembali sosok pimpinan kartel narkoba (dikenal dengan sebutan Drug Lord) Kolombia yg pernah begitu ditakuti dan yg paling dicari polisi dan DEA. Dari tampilan fisik, bahasa tubuh dan gaya bicaranya saja seakan membunyikan bel dalam kepala orang betapa menyebalkannya Escobar pada suatu masa.

Cruz sendiri tidak mengecewakan, bahkan bisa dibilang cenderung beyond expectation saya sebab selama ini kualitas akting-nya kalo buat saya, biasa-biasa saja. Tapi di film ini beda. Aksen Spanyol-nya sangat membantu penonton bisa 'mengenal' sosok Virginia lebih jauh. Wajah familiar lainnya di mata saya hanya Peter Sarsgaard (Agen Shepard) dan seorang hitman Escobar yg saya lupa namanya (tidak muncul juga dalam IMDb). Peran istri Escobar (Maria Victoria) dibawakan oleh Julieth Restrepo, aktris asal Kolombia. Saya belum pernah lihat penampilannya di film manapun tapi dia lumayan mengimbangi kekuatan akting Javier Bardem.

Filmnya berdurasi 123 menit, diangkat dari memoir bestseller Virginia Vallejo berjudul Loving Pablo, Hating Escobar.
Well, bagi yg suka film-film penuh intrik dunia kartel ala Amerika Latin, Loving Pablo bisa jadi pilihan. Cukup menghibur. Tinggal bagaimana dari masing-masing kita memilah baik-buruknya saja. Buat saya pribadi, "Si Songong Menyebalkan Pablo Escobar" versi Javier Bardem berhasil jadi pengalih yg paling pas untuk lepas dari kuatnya 'cengkraman' Game of Thrones. Masih sedih nih. Baristan Selmy, Jorah Mormont, The Hound dan Jaime Lanister, semuanya mati. Hik hiks...

Komentar