90th ACADEMY AWARDS

ASSALAMU'ALAIKUM. GOOD DAY TO Y'ALL.



Ya Allah, terakhir menulis di sini bulan Agustus tahun lalu. Rajin sekali saya ya. LOL. *Ambil sapu, kain pel, bulu ayam. Banyak debu... 😁 *

Tgl. 5 Maret kemarin berlangsung acara Academy Awards ke 90 atau biasa juga disebut Oscar, penghargaan bergengsi untuk insan perfilman Hollywood, tapi definisi ini juga terasa kurang tepat karena mereka juga punya penghargaan untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik dan barusan saya lihat aktris asal India, Sridevi yg baru saja meninggal karena serangan jantung, masuk juga dalam jajaran In Memoriam Oscar. Sepanjang yg saya tahu, aktris berusia 54 tahun bernama asli Shree Amma Yanger Ayyapan itu tidak pernah terlibat dalam film-film produksi Amerika. Jadi bertanya-tanya, apakah sekarang mereka memasukkan aktor dan aktris asal negara lain juga dalam segmen In Memoriam meski tidak pernah terlibat produksi film Hollywood?

Tapi ini sebatas pengetahuan saya yg belum riset juga sih. Aksi spontan ngetik aja. Seandainya benar belum pernah terlibat, sayang banget ya. Kriteria In Memoriam jadi kacau-balau, lalu pakai parameter apa mengenai siapa yg berhak masuk dan siapa yg tidak? Bagaimana mereka bisa memasukkan Sridevi dan melewatkan Powers Boothe, Adam West, Dorothy Malone, John Mahoney, Frank Vincent dan Robert Guillaume yg jelas lebih qualified? Banyak yg menyayangkan keteledoran fatal ini. Ada yg protes keras mempertanyakan tidak dimasukkannya Adam West si icon Batman dari masa lampau. Ada juga yg bertanya-tanya kenapa mereka tidak mempercepat penayangan menjadi padat nama dan foto atau memilih lagu yg rada panjang biar semua 'keangkut'.

Yg terasa kurang tepat menurut saya adalah protes soal bintang tv yg dianggap tidak layak masuk In Memoriam-nya Academy Awards karena bukan bintang layar lebar. Menurut mereka kelasnya di Emmy Awards. Kalo saya sih menganggap siapapun yg meninggal dan pernah menorehkan karyanya di dunia seni peran Hollywood lebih dari lima tahun rasanya layak masuk In Memoriam Academy Awards dong, kecuali ada banyak kandidat lainnya yg lebih senior dan tempat tidak mencukupi, misalnya.
Fyi, untuk anda yg di Twitter mempertanyakan Bill Paxton, Paxton sudah dimasukkan dalam In Memoriam Oscar 2017 karena wafatnya di bulan Pebruari, sebelum seremoni berlangsung. Saya masih ingat presenter In Memoriam Oscar tahun 2017 saat itu Jennifer Aniston. Dan untuk David Ogden Stiers, mari dimaklumi. Aktor M*A*S*H tersebut wafat sehari sebelum seremoni berlangsung. Pretty tight for them to edit the video and stuff at the moment. Semoga nama dan wajahnya masuk dalam Academy Awards ke-91 tahun depan ya.

Oke,
Semua pasti tahu ada banyak kategori penghargaan bertebaran dalam Academy Awards, tapi saya biasanya hanya menanti dan menyorot enam kategori favorit saja : Aktor Utama Terbaik, Aktor Pendukung Terbaik, Aktris Terbaik, Aktris Pendukung Terbaik, Sutradara Terbaik dan Film Terbaik. Sejujurnya, setelah era Bill Crystal sebagai host Oscar berakhir, saya tidak terlalu antusias menantikan siaran Academy Awards di televisi lagi, kecuali bila ada jagoan saya masuk nominasi atau saya memang sedang banyak waktu luang. Buat saya, tidak ada lagi yg bisa menyamai monolog ala Bill Crystal, meskipun hosts penerusnya pasti punya gaya tersendiri. Ini cuma urusan selera saja. To me, Bill Crystal is a great and one of a kind entertainer. Tambahan lainnya, karena masa telah berganti, wajah para bintangnya pun pelan-pelan mulai tampak asing di mata saya. Wajah bintang-bintang legendaris sekelas Jack Nicholson, Al Pacino, Gene Hackman, Sean Connery atau Clint Eastwood yg dulu sering wara-wiri mulai jarang terlihat. Untuk mengetahui mana di antara para bintang muda itu yg akan menjadi legenda, mungkin butuh waktu sisa umur saya.

Ada rasa sedih juga aktor-aktor berbakat seperti John Malkovich, Tom Wilkinson, Harrison Ford dan Richard Jenkins atau aktris sekaliber Michelle Pfeiffer tak kunjung mendapatkan penghargaan Oscar padahal usia mereka juga rata-rata sudah di atas 60 tahun. Normalnya di usia segitu kecil kemungkinan dapat peran utama yg membuka jalan masuk lintasan Oscar lagi, kecuali bila jadi kandidat peraih Honorary Award, misalnya. Tapi saya kagum, mereka adalah bukti nyata bahwa seorang bintang berbakat dengan nama besar tidak harus jadi pemenang Oscar. Saban tampil di film manapun, energi olah seni peran mereka tetap powerful dan memikat. They have my respect. Suatu hari nanti, bila mereka akhirnya ditakdirkan memegang patung Oscar itu, sambutan untuk mereka tentu akan berlipat ganda meriahnya.

Dua tayangan langsung seremoni kelas dunia yg sejak kecil saya nantikan dengan antusias penayangannya di Indonesia adalah Olimpiade dan Oscar. Sayangnya sekarang tidak mudah begitu saja menyaksikan siaran Olimpiade dan untuk siaran Oscar yg masih setia ditayangkan para broadcasters yg baik hati, mulai jarang saya tonton karena alasan-alasan di atas. Tapi dengan bantuan medsos dan banyaknya pilihan portal berita, saya bisa memanfaatkan mereka sebagai 'mata' saya. Misalnya pengen tahu berita dan info terbaru dari dunia perfilman termasuk Oscar, tinggal follow Entertainment Weekly, Dailymail atau page rumah-rumah produksi Hollywood. Sort of like that lah.


Saya belum pernah menyaksikan siaran Oscar 2018 sampai hari ini saat saya buka televisi sepulang dari rumah orangtua dan nggak sengaja nemu acara re-run Oscar yg kebetulan baru dimulai, tapi thanks to berbagai page yg saya follow, tetep udah tahu siapa saja pemenangnya. Kali ini, yg pertama 'ngasih tahu' saya adalah IMDb. Untuk Film Terbaik tahun 2018 ini dimenangkan The Shape of Water. Sutradara Terbaik Guillermo del Toro (The Shape of Water). At first, mungkin karena sedang error, saya sempat membathin, Guillermo del Toro? Kok wajahnya berubah? Lalu saya ketawa sendiri, ITU BENICIO! YG INI GUILLERMO, Tukiyem! Hahaha, belajar lagi sana! Untuk Best Supporting Actor, nominees-nya Richard Jenkins, Christopher Plummer, Willem Dafoe, Woody Harrelson dan Sam Rockwell. Saya punya list 100 Aktor Terbaik Hollywood Sepanjang Masa, lima nama di atas itu masuk di dalamnya. Karena saya belum pernah lihat performance mereka dalam film-film terbaru Oscar ini, jadi tidak bisa ngasih penilaian berdasarkan itu. Tapi mereka aktor-aktor lama, saya sering lihat penampilan mereka dan berdasarkan itu, saya menjagokan Sam Rockwell dan Woody Harrelson. Akan sangat menyenangkan menyaksikan Woody Harrelson atau Willem Dafoe berada di atas panggung Oscar. Itu jadi semacam pembenaran bahwa penilaian saya tidak salah. Apalagi bila menyaksikan Christopher Plummer menerima penghargaan itu untuk kedua kalinya, pasti membanggakan sekali. Beliau salah satu aktor veteran yg tidak diragukan lagi kemampuan seni perannya terhitung sejak The Sound of Music. Saya pikir, Sam Rockwell atau bahkan Woody Harrelson pun bisa menunggu.

Tapi ngebutnya Sam Rockwell memang sulit dihentikan. Dia ibarat jerawat menjengkelkan yg selalu bertandang saban wanita datang bulan, suka atau tidak suka. Saya pertamakali lihat performance aktor kelahiran San Mateo, California tahun 1968 ini dalam film Charlie's Angels tahun 2000. Waktu itu nontonnya di salah satu bioskop di Yogya karena masih domisili di sana. Dia jadi semacam scene-stealer yg sanggup mengalihkan perhatian saya dari tiga angels. I was like, "Damn, he's good! Who is he?" Lalu menyaksikan lagi penampilan cemerlangnya di Matchstick Men dan The Assassination of Jesse James by The Coward Robert Ford sebelum sampai ke The Green Mile. Pikirku, suatu hari nanti, dia akan dapat Oscar bila terus bertahan dengan permainan briliannya. Woody Harrelson pun adalah salah satu aktor favorit saya. Sudah menyaksikannya sejak Indecent Proposal zaman saya SMP, begitu juga White Men Can't Jump dan Money Train. One hell of an actor, i tell you that. One day you'll hold that statue, man. just not today. Not now...

Lalu untuk kategori Best Supporting Actress ada nama-nama Laurie Metcalf, Octavia Spencer, Mary J. Blige, Allison Janney dan Lesley Manville. Saya hanya familiar dengan dua nama di kategori ini, yakni Octavia Spencer dan Allison Janney. Mereka juga masuk  daftar khusus  Best Actresses yg saya buat jauh sebelum nama-nama nominees dipublikasikan. Keduanya pernah sama-sama jadi casts dalam The Help. Sekarang setelah Allison Janney menang, mereka punya dua kesamaan karena Octavia Spencer juga pernah memenangkan Oscar tahun 2012 untuk film The Help. Khusus untuk Allison Janney, saya sering melihatnya tampil dalam banyak film sebagai pemeran pendukung seperti 10 Things I Hate About You, Frasier dan The Hours. Tapi baru di The Help saya terkesan penuh dengan penampilan aktris bertinggi badan 183 cm ini. Kerja kerasnya berbuah hasil. Salute!

Berikutnya ada kategori Best Leading Actress. Nominees-nya: Sally Hawkins, Margot Robbie, Saoirse Ronan, Frances McDormand dan Meryl Streep. Waw, adalah mood dropper bila berada satu grup dengan Meryl Streep dalam kategori Aktris Terbaik. Aktris kaliber Oscar ini tercatat sebagai satu-satunya aktris yg paling sering masuk nominasi Oscar, baik untuk kategori Best Actress maupun Best Supporting Actress, yakni sebanyak 21 kali dinominasikan dengan tiga kali kemenangan. Kemenangan terbanyak yg hanya dikalahkan oleh Katharine Hepburn (empat kali menang). What a career! Dia tidak menang kali ini, tapi prediksi saya, aktris jebolan Yale University ini masih akan terus masuk dalam jajaran di dua kategori bergengsi itu setidaknya lima sampai sepuluh tahun mendatang, bila masih diberi usia panjang. Sepertinya belum ada tanda-tanda pensiun darinya. Masih akan terus merangsek maju menghadirkan badai di kepala fellow nominees. Hehehe... Dua kali Oscar lagi dan Meryl Streep akan memecahkan rekor Katharine Hepburn.

Yg sudah lama saya nantikan terjadi juga: Frances McDormand jadi pemenang Best Leading Actress di 90th Academy Awards kali ini. Saya tidak heran karena sejak lama juga sudah melihat ciri khas pemenang Oscar dalam setiap penampilan aktingnya. Dia tidak pernah gagal membuat penonton seperti saya terkesan. Dimulai dari film Mississippi Burning (1988). Waktu itu masih biasa saja. Penyebab ketertarikan saya pengen terus ngikutin perjalanan karirnya malah karena alasan yg ngawur: karena wajahnya mirip dengan idola masa remaja saya : Mel C dari Spice Girls. Hahaha. Tapi lalu saya melihatnya di Hidden Agenda (1990) daaan saya terpukau. She's really something, pikir saya  waktu itu. Pikiran itu diperkuat dengan Wonder Boys (2000), Almost Famous (2000), North Country (2005) dan tv series Olive Kitteridge (2014) di mana ia tampil apik bersama Richard Jenkins yg juga hadir di malam McDormand memenangkan Oscar.

Hanya saja, aktris kelahiran Illinois, 23 Juni 1957 ini tidak begitu pandai tampil off screen. Lucunya, saya hanya suka penampilannya on screen. Saya tinggalkan teve saban dia tampil di acceptance speech. Saat off screen, McDormand bukan penganut "Less is more." Jokes yg ia lontarkan suka garing. Entah ya, sikapnya berlebihan. Ini menurut saya lho, oranglain boleh kok beda pendapat. Itu sebabnya saya selalu melewatkan kalau dia tampil bicara tapi selalu menantikan penampilannya dalam film. Karena bagaimana para bintang ini off screen maupun di dunia nyata, tidak perlu saya urusi. Yg jadi perhatian saya hanya bagaimana mereka setelah sutradara meneriakkan "action!" Bagi saya, Frances McDormand itu salah satu aktris sejati.

Tiga nama lainnya yg masuk nominasi, dua di antaranya tidak saya kenal. Setelah saya cek, kelahiran tahun 1990an bok! Pantesan saya nggak tahu. LOL. Mudah sekali bintang-bintang muda sekarang masuk nominasi. Dulu rasanya persaingan sangat ketat, jarang ada anak-anak atau remaja yg masuk nominasi kategori-kategori bergengsi kecuali mereka memang benar-benar fenomenal. Satunya lagi kelahiran tahun 1976 tapi baru memulai debut Hollywood di awal tahun 2000an, jadi tetap saja saya tidak familiar dengan wajahnya.

Terakhir untuk kategori Best Leading Actor, pemenangnya Gary Oldman untuk perannya dalam Darkest Hours. Ini juga persis seperti yg saya duga. The Great Gary Oldman. ARE YOU SIRIUS? 😂 Ini adalah salah satu aktor yg kemenangannya di ajang Oscar paling saya nanti. Dia seharusnya sudah mendapatkan penghargaan ini belasan tahun lampau lho dan banyak yg sepakat dengan saya. Pada akun IG khusus film saya yg 'sepi', saya pernah pasang foto poster film ini persisnya tgl. 1 Oktober 2017, captionnya: "I was thinking Albert Finney is the right choice for playing Winston Churchill, but i must say i'm so excited to see Gary Oldman playing the part." Sampai sekarang saya juga belum nonton filmnya, tapi tanpa melihatpun, saya yakin 90% ini tahun keberuntungannya. Saya pribadi terus terang jarang banget mengikuti film-filmnya yg terlalu 'kelam' untuk ukuran penonton seperti saya, tapi saya tahu betul kualitas aktingnya. Sempat heran di serial tv Friends, ia satu-satunya bintang tamu yg tidak mendapat tepukan tangan dan sorakan meriah dari penonton. Atau mungkin yg saya tonton adalah versi editan ya. Seringnya saban nonton film-film Gary Oldman, nggak pernah sampai kelar. Seingat saya filmnya yg kelar saya tonton hanya State of Grace (1990), Romeo Is Bleeding (1993), Air Force One (1997, itu juga karena mau lihat penampilan Harrison Ford yg selalu saya nanti) dan Harry Potter: The Prisoner of Azkaban (2004). Yg terakhir itu saya tonton karena ingin lihat penampilan akting seorang Gary Oldman. Kebetulan dalam film itu ia tampil bersama Alan Rickman yg zaman remaja dulu sering bikin saya bingung dan suka ketuker. Ada suatu masa di mana saya benar-benar tidak tahu yg mana Gary Oldman, yg mana Alan Rickman. Sama-sama berakhiran "Man". Pengen juga nonton film-film lamanya seperti Chattahoochee (1989), The Contender (2000).
There! Sudah semua yg ingin saya tuliskan di sini. Maafkan tata bahasa amburadul, ngedit juga sepertinya tidak fokus karena nyambi nungguin tukang ngurus genteng dan nggak lama setelah itu, anak  pulang dari sekolah. Jadi nulis ditinggal-tinggal. Tapi kalo nunggu waktu yg benar-benar sempurna, malah nggak jadi-jadi nulis. Mumpung yg mau ditulis masih segar dalam ingatan. Terpikir nulis di sini lagi setelah tadi di rumah ortu ngobrol soal Oscar dengan adik dan pulang-pulang iseng buka teve, ada siaran Oscar yg dimaksud.

By the way, surprise lihat pasangan Bonnie And Clyde on screen (Warren Beatty The Pro) dan Faye Dunaway hadir di panggung. Ada juga Eva Marie Saint yg tahun ini masuk usia 93 tahun, tiga tahun lebih tua dari ajang Academy Awards sendiri. Ia muncul di awal acara mengenakan gaun hitam dan mendapatkan standing ovation--one of many things i love from this industry. Semua mata memandang penuh respect. Katanya rindu suaminya yg baru meninggal dua tahun lalu. Di tahun-tahun sebelumnya, mereka selalu datang berdua. Kata-katanya (kurang lebih) begini: "Sambutannya begitu meriah dan sangat keras, semoga suami saya bisa ikut mendengarkan di atas sana." Ah, bikin terharu.

Lalu ada cuplikan film-film klasik sampai yg terbaru, menampilkan ratusan wajah para bintang film dengan aneka scenes memorable diiringi soundtrack dari Lawrence of Arabia yg bikin merinding. Bagaimana karya dan prestasi mereka terus dikenang dan diabadikan oleh para penerusnya, bersatu dari masa ke masa. Semua yg disebutkan di atas dan many more yg membuat saya tidak pernah benar-benar meninggalkan tayangan Oscar. It's ok tidak lihat versi live, toh suka ada siaran ulangnya. Itu membantu saya skip banyak momen tidak penting. Siaran ulang menyajikan yg penting-penting dan hanya itu yg saya perlukan. 
Adik saya cerita soal pengumuman yg disampaikan Jimmy Kimmel di awal acara Oscar seputar hadiah jet ski yg dijanjikan untuk mereka yg bisa memberikan ucapan terimakasih dalam waktu singkat. Makin panjang ucapan terimakasih, makin lama acara berlangsung. Saya sih nggak setuju dengan peraturan baru itu. Dulu acceptance speech tidak dibatasi waktu, lalu ada peraturan soal durasi, bila lewat dari jatah waktu, grup kecil orkestra di bawah panggung akan memainkan musik dengan keras, menenggelamkan suara siapapun yg sedang bicara di depan mic di atas panggung. Saya rasa sampai di situ cukup fair. C'mon, menerima Oscar tanpa boleh bicara di depan mic, mengucapkan terimakasih untuk orang-orang yg sudah berjasa? Itu bakal jadi video di mana-mana sepanjang masa lho, siapa yg mau menyia-nyiakan?

Coba search nama-nama aktor aktris pemenang Oscar di masa lalu, bahkan di masa keemasan Hollywood yg kamera pun masih merupakan barang mahal, ada tuh rekaman videos-nya di Youtube. Dari Vivien Leigh, Grace Kelly dan Spencer Tracy menerima Oscar mereka sampai zaman keemasan 1990an di mana Jack Nicholson, Clint Eastwood, Al Pacino dkk naik ke panggung Oscar. Ini momen yg boleh jadi masih akan ditonton puluhan tahun ke depan, sayang kan kalo hanya boleh singkat-singkat? Tapi apalah saya, cuma moviegoer asal Asia, butiran debu. Jet ski? Ya ampun, semua yg ada dalam ruangan itu mampu beli 10 jet ski kalo mereka mau. Saya lihat jet ski Kawasaki ijo mengkilat dipamerkan di awal acara. Ada wanita berambut putih pake gaun perak yg jadi pemanis di situ. Mata minus saya seringkali tidak bisa dipercaya, tapi wanita itu mirip banget Helen Mirren. Baru juga dalam hati berpikir begitu, "Kayak Helen Mirren, tapi masak Helen Mirren jadi maskot di situ?" tahu-tahu terdengar suara Jimmy Kimmel, "Not including Helen Mirren." LOL. IT IS Helen Mirren!

Tagline "The Oscar wish to thank audiences  for 90 years of going to the movies" pake huruf kapital juga tidak kalah mengharukannya. Kata-kata itu ditujukan untuk para moviegoers, termasuk saya dong... 😀 10 tahun lagi dan mereka akan merayakan 100 tahun Academy Awards. Akankah saya juga ada di sana?--Ngelantur jauh amat... 👻Maksudnya: Akankah saya masih ada di dunia ini? Semoga. Akankah aktor aktris legendaris favorit saya masih hidup dan bisa menyaksikan momen bersejarah itu? Semoga. Atau adakah dari mereka yg akan meninggalkan kita semua dalam waktu 10 tahun ke depan? Please no.

Ini hanya cerita seputar Oscar dan enam kategori bergengsinya tapi jadi panjang banget. Sampe ditinggal-tinggal. Semoga yg baca tidak ketiduran. Thank you... 🙏
.
#oscar #Oscars #the90thacademyawards

Komentar