Mr. Holland's Opus (1995)

Assalamu'alaikum wr wb
Good day to you all...

Kalau bulan ini ikut masuk hitungan, artinya sudah empat bulan sejak terakhir kali saya ngisi blog. Laptop sempat rusak lama, trus hilang deh mood menulis. Padahal masih banyak utang tulisan. Daftar film terbaik sepanjang masa belum rampung, 60 Aktor Besar Indonesia juga belum tuntas. Ada yg nge-mail nanya kenapa yg terakhir ini tidak diselesaikan. Saya memang perlu manajemen waktu nih kayaknya. Keteteran. Hehehe. Soal tulisan terakhir yg 60 Aktor Besar Indonesia itu, let me explain. Sebetulnya yg paling akhir mau saya tempatkan Roy Marten, biar klop aja daftarnya dibuka dengan profil kakak dan ditutup oleh profil adik. Sayangnya nomer 59 belum ketemu nama aktor yg saya cari. Siapa dia? Nah, saya terpikir untuk naro pemeran Umar Wirahadikusumah di film Pengkhianatan G 30 S/PKI, tapi belum ketemu juga. Otomatis Roy Marten harus menunggu kan?

Lalu kemudian terpikir sesuatu yg tadinya saya ragu:  Apakah pemeran Umar Wirahadikusumah itu alm. Arman Effendi? Wajah dan posturnya begitu mirip. Karena nggak ketemu jawabannya sekian lama, saya putuskan itu Arman Effendi yg sudah masuk daftar. Jadi saya perlu cari penggantinya. Terpikir satu wajah lagi, aktor veteran juga, mungkin seangkatan alm. S. Bono. Sayang, tidak seperti sebelum-sebelumnya, saya tidak punya clue sama sekali untuk yg satu ini. Sudah sebulanan nyari, nggak ketemu juga. Trus terpikir ganti dengan Yoseano Waas untuk nomor 59 tapi aktor asal Ambon ini pun susah banget dicari fotonya. Suami tiba-tiba juga ngasih masukan kalau 60 terlalu sedikit. Saya jawab kalau digenapin 100, saya harus menurunkan standar dan bakalan lama kelarnya karena tidak mudah nyari yg sesuai dengan kriteria. Kebanyakan aktor sekarang memulai dari sinetron dan saya kurang sreg. Tapi dipikir-pikir benar juga sih perlu ditambah menjadi lebih dari 60. Saya belum memasukkan para bintang film seperti S. Bono, Farouk Afero, Usbanda dan Tb. Maulana Husin. Andai saya tambah jadi 77 orang, saya masih punya peluang ketemu aktor misterius tadi di tengah jalan.

Well, tadinya pengen cerita tentang film Timeline dan Tombstone sebagai pembuka tahun ini, tapi kemudian film Mr. Holland's Opus came out of the blue today. Dalam sehari, film yg bercerita tentang komposer berbakat yg frustasi dan beralih profesi menjadi guru musik ini muncul empat kali di AMC. Seperti biasa, mumpung masih segar di ingatan, saya suka menyegerakan nulis tentang film yg baru ditonton. Tapi sebelum mulai, sekarang masuk waktu sholat Maghrib di Makassar. Saya 'terbitkan' yg sudah tertulis trus mau sholat dulu sebelum melanjutkan--in case ada yg heran kenapa terputus di tengah jalan.

`Akhirnya bukan hanya Maghrib, tapi juga Isya' dan Subuh alias lewat lagi sehari.  Biasa, malam nyiapin dinner. Lelah  juga kemarin sejak dini hari sudah bangun ngurus perlengkapan suami mau balik ke Jakarta. Nyiapin sarapan, bekal. Dari bandara drop anak di sekolah trus mampir rumah ortu, tengok-tengok keadaannya. Pulang-pulang ngantuk berat. Heuheu. payaaah. Cape deh!

Sebelum mulai, mau ngasih catetan sekali lagi, bahwa film-film yg saya bahas nggak mesti film-film baru. Bisa film produksi tahun berapa saja. Karena makin sulit mencari film-film dalam format DVD sekarang ini; saya banyak mengandalkan tontonan dari HBO, HBO Signature, HBO Family, Cinemax dkk sebagai acuan untuk ngisi blog film ini.
Judul film : Mr. Holland's Opus
Tahun Penayangan : 1996
Genre        : Drama/Music
Sutradara : Stephen Herek
Penulis Skenario : Patrick Sheane Duncan
Casts : Richard Dreyfuss, Glenne Headly, Jay Thomas, William H. Macy, Olympia Dukakis, Terrence Howard, Alicia Witt, Damon Whitaker, Alexandra Boyd, Nicholas John Renner, Joseph Anderson, Anthony Natale, Jean Louisa Kelly, Joanna Gleason, Beth Maitland.
Taglines : A Symphony Of Life. Of All The Lives He Changed, The One That Changed The Most Was His Own.

Film ini sungguh mencuri perhatian, terutama bagi para penggemar film-film drama serius yg peduli menyaksikannya sampai akhir. Nontonnya harus sabar karena durasinya cukup panjang dan butuh konsentrasi penuh untuk bisa mengerti dan menikmatinya.
Ceritanya tentang Mr. Glenn Holland (diperankan dengan sangat brilian dan penuh penjiwaan oleh Richard Dreyfuss), seorang musisi dan komposer yang merasa waktunya sehari-hari banyak tersita oleh pekerjaannya sehingga memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan sebagai guru musik di SMA John F. Kennedy. Profesi Guru dinilainya akan memberinya banyak waktu luang untuk sang istri tercinta, Iris Holland (Glenne Headly) dan ia pun jadi punya banyak kesempatan untuk menggubah dan menciptakan simponi lagu yg selama ini diidamkannya.

Di luar dugaan, ia malah membenci pekerjaan barunya itu dan waktu luang yg diimpikannya justru kembali tersita untuk murid-murid dan kelas musik yg dipimpinnya di sekolah itu. Kehadiran anak yg ternyata cacat juga sempat membuat hubungannya dengan sang istri renggang. Meski begitu, di sekolah, ia punya teman guru olahraga yg sangat perhatian padanya, Mr. Bill Meister (Jay Thomas) dan Kepala Sekolah simpatik, Principal Jacobs (Olympia Dukakis) yg meskipun pada awalnya sulit memahami sepak terjang Mr. Holland, toh tetap mendukung dan selalu bangga pada Guru Musiknya itu.

Lalu perkembangan kemampuan anak-anak didiknya yg signifikan sejak kehadirannya juga secara tak sadar ternyata sanggup menyentuh kehidupan banyak orang sehingga setelah 30 tahun kemudian kelas musik dan drama yg dibesarkannya harus dihapuskan dengan alasan pemangkasan biaya pendidikan dari Dewan terkait, para mantan anak didik dan rekan-rekan guru menyiapkan sebuah kejutan untuknya.

Kalau penonton memperhatikan, film ini sangat smart dalam upayanya menyampaikan sejauh mana waktu berlalu untuk SMA John F. Kennedy. Caranya dengan memasukkan isu-isu hangat yg terjadi di Amerika maupun dunia sepanjang tiga dekade masa bakti Mr. Holland di sekolah tersebut. Misalnya saja ada sekelebatan peristiwa-peristiwa demonstrasi besar-besaran dan mendaratnya astronot pertama ke bulan untuk mewakili tahun 1960an; mundurnya Richard Nixon dari jabatannya sebagai presiden dan perkembangan dunia musik berikut musisi-musisi ternama kala itu lengkap dengan romantisme dunia musik ala tahun 1970an, penembakan John Lennon yg menjadi hit news di awal tahun 1980an hingga ke kejadian demi kejadian di tahun 1990an. Cukup dengan memasukkan isu-isu hangat di masanya dalam semacam short semi-documentary, penonton diajak untuk aware bahwa kisah dalam film sudah bergulir sampai kurun waktu yang mana. Selipan-selipan tersebut adalah smart moves menurut saya mengingat durasi film layar lebar memang ada batasannya, mustahil bila ingin memasukkan setiap detail dalam satu kisah yg ingin disampaikan.

Selain itu, saya terkesan dengan penggarapan skenario secara keseluruhan, konflik antar tokoh dalam film ini. Ada kisah miris para tunarungu, sisi manusiawi yg kental dalam berbagai chemistry antar para tokoh, juga bagaimana Mr. Holland membangkitkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk mampu melihat dari segi "out of the box" seorang Gertrude Lang (Alicia Witt) yg awalnya sama sekali tidak punya rasa percaya diri. Ending yg mengharukan juga bikin menitikkan airmata deh...
Fun stuff yg saya temukan dari hasil 'ngintip' IMDb nggak banyak juga sih, hanya kenyataan bahwa (meskipun penulisannya berbeda) ada kemiripan pengucapan nama tokoh yg diperankan Richard Dreyfuss dengan nama depan tokoh Iris, istrinya, yakni Glenn dan Glenne. Trivia dari saya pribadi ada dua, yakni 1. Untuk pertamakalinya menyaksikan Terrence Howard remaja (kelihatannya warna bola matanya emang sudah coklat dari sononya ya? *I used to think that they were contact lenses) dan 2. Seorang aktor afro-american muda lainnya yg wajahnya serupa tapi tak sama dengan aktor Forrest Whitaker. Tadinya saya pikir itu ya Whitaker, tapi lantas ragu. Karena kalau itu benar dia, berarti ada sesuatu yg salah. Setelah ngecek kebenarannya, ternyata aktor serupa tapi tak sama dengan Forrest Whitaker dalam film ini tak lain adik dari Forrest, namanya Damon Whitaker. No wonder!

Richard Dreyfuss juga memberikan performa kemampuan seni peran yg hebat dalam film ini.
Oke, sampai di sini cerita tentang Mr. Holland's Opus. Kalau anda  penggemar film-film drama keluarga, kisah-kisah perjuangan para "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" atau sekedar senang dengan film-film dengan selingan permainan musik ala orkestra, mungkin film ini pilihan yg tepat untuk jadi tontonan akhir pekan bersama keluarga. Selamat nonton.
.
#mrhollandsopus (1995) ⭐ 8/10 dari saya.

Wassalam.

Komentar