THE EXPENDABLES 3 (2014)

Assalamu'alaikum wr wb
Good day all...

Hai, lama juga nggak ngisi blog. Baru sempat nengok lagi. Kesibukan beruntun ala mommies berapa bulan belakangan, jadi begitu ada waktu senggang dikit, lebih memilih membaca atau istirahat. Begitu banyak buku ngantri untuk dibaca dan suka kecapekan setelah beraktivitas. Pengennya tiduuuuur aja...

Let's see...
Sejak bulan Pebruari sudah berfokus di ultah anak, tugas-tugas sekolahnya, tugas-tugas domestik di rumah yg jadi dua kali lipat beratnya sejak Suami ditugaskan di luar kota. Lalu jadi panitia kegiatan jalan-jalan ke Bali dengan Ibu Kadiv baru di kantor Suami, tour ke Bali, pulang-pulang harus menghadiri pernikahan adik sepupu di Soppeng (perjalanan daratnya yg jauh dan berliku bikin saya sakit). Mami mertua mendadak sakit keras di Blora sementara tidak ada anak yg available untuk nungguin Mami. Dari hasil rembukan dengan sodara, diputuskan saya yg berangkat ke Blora. Seminggu di sana, dijemput Suami ke Jakarta dengan perjalanan darat menggunakan bis, empat hari di Jakarta; tidak lama setelah pulang, mulai sibuk ngurus kelulusan SD anak dan persiapan masuk SMP. Penuh dengan perjuangan dan pengorbanan, eh tahu-tahu Ramadhan sudah di ambang pintu. Tahu-tahu Lebaran di depan mata, mudik yg super heboh dan in between itu semua, sambil ngurus semua keperluan keluarga, ditambah urusan ticketing online menyita waktu banget. Banyak meladeni pelanggan ajaib-ajaib.

Curhat deh jadinya...😋, so yeah, saya zibuks berats. Hehehe. Biar kate nggak kerja kantoran, ibu-ibu bukan berarti leyeh-leyeh kipas-kipas. Have no assistant, you know. Padahal suka terbayang-bayang blog. Inspirasi kan bisa datang kapan saja. Nah pengen sekali nulis tapi ya itu tadi. Manalah sempat ngisi blog? Apalagi blog yg satu ini pake mikir, perlu riset singkat dan butuh waktu panjang nulisnya. Nggak boleh asal tulis tapi juga nggak bisa jebrettt langsung kelar juga sih. Alasannya itu tadi: disambi-sambi dengan urusan emak-emak. Kalaupun ada waktu senggang, mendingan saya baca-baca buku atau  tidur, to tell the truth.

Baru bener-bener bertekad ngisi blog lagi setelah beberapa hari lalu ketemu sepupu jauh yg baru pulang dari bekerja di Bangkok untuk jaga adiknya yg sakit di Makassar sekaligus ingin nyoba bekerja di tanah air. Anak lulusan Gontor, fasih Bahasa Arab dan Inggris. Prestasinya banyak, teman juga banyak. Di sela-sela obrolan, dia menyarankan saya ngisi blog-nya rutin meski singkat atau bahkan hanya sekedar foto dengan keterangan di bawahnya. Pendek kata, sarannya nggak boleh menyerah dengan hobi nulis. Penjelasan panjangnya bikin manggut-manggut. Dia tidak tampak heran waktu dengar cita-citaku pengen punya buku. Mungkin sudah banyak orang yg punya cita-cita lebih 'gila' yg pernah curhat ke dia, jadi angan-anganku nggak seberapa kali' ya.

Kebetulan weekend barusan saya nonton film di bioskop bareng Suami dan anak, kayaknya sekarang waktu yg tepat untuk ngisi blog film lagi, mumpung masih segar dalam ingatan. Tapi lanjutan tulisan-tulisan sebelumnya tetep insyaAllah nyusul.
Cukup lama juga sebelum kami bertiga menginjakkan kaki lagi di yg namanya bioskop. Kalau nggak salah sejak awal tahun ini kami baru nonton satu film di bioskop, judulnya World War Z in which it turned out to be a big mistake karena bawa Lyza yang notabene anak SD dan filmnya sama sekali tidak ditujukan untuk anak-anak seusia dia. Jadilah sepanjang film berlangsung, dia nutup mata karena ketakutan. My mistake lah ini. Harusnya teliti dulu baca sinopsis. Di awal beli tiket, dikirain itu film perang biasa coba, ternyata film zombie yg penuh darah sepanjang durasi! Oh, my!

Sebenarnya i'm done with theatre's movies. Saya pikir, AC-nya super dingin (dulu kalau ke bioskop mesti bawa kaos kaki dan jaket saking nggak kuat dengan dinginnya suhu dalam bioskop. Ini kelemahanku: nggak tahan dingin! Jadi sulit berkeringat karena begitu mudahnya kedinginan, kadang sampe' menggigil lho. Baru berkeringat kalau olahraga atau abis minum paracetamol saat demam), lalu harus bayar mahal untuk nonton film bersama ratusan orang asing yg berisik dan suka mondar-mandir mengganggu kenikmatan nonton ajah! Belum lagi kalau pengen ke toilet, filmnya kan nggak bisa dipause dan kalau sedang sial, baliknya bisa nabrak dinding atau kejedot sesuatu saking gelapnya ruangan. Bukankah lebih nikmat menonton di rumah saja? Nggak pake' bayar, camilannya sehat dan gratis. Mau ke toilet bisa pause-play-rewind sesuka hati, nggak ada yg mengusik jadi bisa lebih konsen ngikutin jalan cerita. Bener atau bener banget? Heuheu...

Biasanya lebih suka nunggu beberapa bulan atau bahkan tahun sampai film itu rilis dalam format video. Kalau filmnya bagus, nggak rugi kok beli untuk koleksi. BUUUUUT.... selalu ada pengecualian untuk segala sesuatu, don't you think? Melihat anak cerewet berulangkali minta diajak nonton film di bioskop dan melihat Uda juga suka nonton film action karena selama masa pendidikannya yg ketat di Jakarta nyaris nggak sempat nonton TV (boro-boro nonton film), saya pikir memberikan suasana nonton film yg berbeda buat mereka weekend kemarin itu pilihan hiburan yg tepat. Untuk AC yg duingin saya bisa kompromi bawa kaos kaki. Kalo baju tebal, tiga-tiganya pake.

Dalam bioskop, ayah dan anak galau apakah akan nonton Teenage Mutant Ninja Turtles (untuk Lyza) atau film The Expendables 3 (untuk Uda yg sudah nonton sekuel sebelumnya). Saya yg tahu Uda pasti pengen betul nonton The Expendables 3 menyarankan pilih film itu saja. Pertimbangannya: anak bisa saya ajak  nonton Teenage Mutant Ninja Turtles kapan-kapan sedangkan suami waktunya singkat-singkat kalau ke Makassar. Lagipula saya tahu betul film ini hanya sarat action, no adegan mesum, setidaknya Lyza boleh deh lihat. I mean, waktu usia empat tahun lebih muda dari dia saat ini saja; saya sudah menyaksikan serial-serial TV 'berat' full action seperti The A-Team, Remington Steele dan Classic Mission : Impossible, so i think this will be fine for a 12 years old kid. Tapi Udaku yg baik berbisik supaya milih film yg disukai anak aja, "Nggak apa-apa, Ma. Sesekali, orangtua harus ikhlas ngalah sama anak. Lihat tuh, dia senang sekali, Ma..." sambil melihat Lyza yg jingkrak-jingkrak nunjuk-nunjuk display poster film itu, saya jadi setuju dengan Uda. Tapi mendadak anak itu mendekat, katanya : "Ma, Mama Papa sukanya nonton yg mana? Papa suka The Expendables 3 ya? Nggak apa-apa, Ma. Yang itu juga Lyza suka kok!" Saya sih dalam hati netral, yg mana aja hayuk. Apalagi dua film The Expendables terdahulu kurang berkesan buat saya. Isinya tidak lebih dari baku hantam dan baku tembak yg hanya mengandalkan main casts aktor-aktor laga terkenal. Paling juga script-nya dangkal-dangkal saja. And i never like Sylvester Stallone anyway. Untuk seorang aktor, dia nggak punya bakat akting, sorry to say. Tapi setelah melihat dari dekat deretan casts film itu, lho, kok nyelip wajah Mel Gibson dan Harrison Ford? 😍

Meski kehadirannya dalam sebuah produksi film cukup menjanjikan, Gibson pernah beberapa kali tampil dalam film flop di pasaran. Beda ceritanya bila kita bicara tentang Ford. Satu-satunya filmnya yg flop (well, setidaknya menurut saya) adalah Hollywood Homicide dan itu juga karena ia tampil berbagi peran utama bersama Josh Hartnett. Harrison Ford ini aktor kawakan A-list yg meski belum pernah mendapat penghargaan Oscar, nama besarnya jadi jaminan mutu sebuah film layar lebar. Banyak orang bersedia bayar tiket masuk bioskop atau beli DVD film-filmnya untuk koleksi hanya dengan melihat namanya dalam deretan cast.

Sejarah perfilman Hollywood mencatat pendapatan kotor film-film box office yg dibintangi Harrison Ford untuk Amerika saja total mencapai angka 3,18 miliar US dollar. Sedang untuk perolehan gross dari seluruh dunia rata-rata adalah 5,65 miliar US dollar. Prestasi pencapaian yg hanya diraih oleh seorang Harrison Ford, belum ada aktor lainnya yang pernah meraih perolehan angka tersebut. Ford adalah salah satu aktor besar yang dihormati di negaranya. Kabarnya, ia bahkan hanya tinggal mengangkat telepon ke Gedung Putih untuk mendapatkan akses ijin syuting dalam Gedung Putih. Para petinggi studio-studio film besar pun tak segan menunda premiere filmnya bila pertimbangannya datang dari Ford.

Entah karena script-nya yg bagus, hanya ingin bersenang-senang atau ingin tampil dalam genre film aksi dengan nuansa berbeda sampe Harrison Ford memutuskan terlibat dalam film ini. Yg pasti, saya jadi pengen nonton film ini karena penasaran. Di lain sisi, keputusan Mel Gibson untuk bergabung juga tentunya istimewa. Jadilah kami putuskan nonton The Expendables 3.


Selain ketiga aktor yg saya sebutkan tadi, casts Film The Expendables 3 yg langsung bisa saya 'kenali' adalah Dolph Lundgren, Jason Statham, Wesley Snipes, Arnold Schwarzenegger, Antonio Banderas, Randy Couture, Jet Li, Robert Davi dan Kellan Lutz. Sedangkan yg namanya butuh bantuan IMDb bagi saya untuk bisa menyebutkannya di sini adalah Terry Crews, Kelsey Grammer, Glen Powell, Victor Ortiz dan Ronda Rousey (bersama Kellan Lutz, tiga nama terakhir adalah bintang-bintang muda pendatang baru). Film disutradarai oleh Patrick Hughes, diproduseri oleh 19 orang dan cerita dan skenarionya digarap oleh lima orang, termasuk Stallone sendiri. Sylvester Stallone yg sebetulnya kurang pandai berakting ini tidak bisa disepelekan bila sudah bicara tentang ide cerita. Terbukti beberapa ide ceritanya melahirkan film-film fenomenal box office yg bahkan pernah mendapatkan penghargaan bergengsi sekelas Oscar untuk kategori-kategori tertentu, sebut saja Rambo dan Rocky yg berlangsung hingga Rocky IV.

Sejak pertamakali film dimulai, adegan laga sudah fully-loaded, lengkap dengan dentuman-dentuman senjata, bom dan ledakan-ledakan dahsyat. Saya bahagia duduk di tengah dengan bahu Suami nyender di bahu kanan saya dan anak gelendotan di lengan kiri saya. Ah, kayak gini kan bikin terharu. Hehehe, norak!
Yg paling mencuri perhatian barangkali kualitas dialog dalam skenario yg bagus sekali untuk ukuran film laga seperti ini. Para produser, mereka tentu sudah bisa tidur nyenyak. Dengan hanya mengandalkan para aktor pendukungnya saja sebetulnya film ini sudah jadi jaminan box office (setiap aktor yg terlibat tentunya sudah punya fanbase loyal selama puluhan tahun karir mereka). Hal ini terbukti dengan dua film terdahulunya. Apes-apesnya, minimal modal kembali atau keuntungan bisa dikeruk dari diluncurkannya seri video games The Expendables. Who knows? Tapi ternyata, secara mengejutkan, mereka juga peduli untuk menutup celah-celah yg berpotensi menuai flop dan kritikan pedas di pasaran, termasuk memperkuat cerita dengan skenario apik. Suami ikut mengomentari dialognya yg bagus.

Berikut beberapa kutipan "Trivia, Did You Know?" yg saya terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dari IMDb:

1. Bruce Willis sebenarnya akan tampil kembali dengan karakter lamanya sebagai Mr. Church dengan patokan gaji 3 juta dollar (750.000 dollar per hari selama empat hari berturut-turut). Tapi Sang Aktor minta gaji 1 juta dollar per hari yg langsung ditolak oleh Stallone dan para produser. Willis pun meninggalkan proyek dan dalam waktu hanya tiga hari, Stallone berhasil mendapatkan Harrison Ford yg tampil menggantikan posisi Church dengan karakter yg berbeda (Max Drummer). Kalimat "short notice" yg juga muncul dalam trailer film ini uniknya menjadi 'kalimat bercabang' ketika Ford mengucapkannya di hadapan karakter Schwarzenegger (Trench) sesaat sebelum mereka menaiki pesawat yg berisi kru evakuasi, tapi dengan gaya khasnya, ia mengatakannya sambil juga melihat pada karakter Jet Li yg memang terlihat mungil (short) saat berdiri di antara Drummer dan Trench (tinggi badan Harrison Ford: 185 cm dan Arnold Scwarzenegger: 188 cm). Kabarnya, sepotong kalimat Ford itu sempat menjadi pembicaraan hangat khalayak dalam publikasi berbagai media massa di Amerika Serikat, lama sebelum premiere film tersebut.
2. Saat sedang dalam proses syuting dalam truk, Jason Statham nyaris mengalami kecelakaan fatal ketika truk tersebut jatuh ke dalam laut karena rem blong.
3. Ketika Toll Road (Randy Couture) bertanya pada Doc (Wesley Snipes) mengapa ia dipenjara, Doc menjawab dengan sarkastik, "Mengelak dari pajak." Pada tahun 2008, Wesley Snipes pernah divonis tiga tahun penjara atas kejahatan Penghindaran Pajak. Ia dibebaskan tahun 2013.
4. Copy film ini pernah bocor secara online tiga minggu sebelum tanggal premiere. Akibatnya, film ini sempat di download sebanyak 189 kali dalam 24 jam pertama setelah kebocoran tersebut.
5. Sylvester Stallone menawarkan salah satu peran untuk Jackie Chan tapi Sang Aktor Sembilan Nyawa menolaknya karena ia ingin menjadi Pemeran Utama.
6. Selain sebagai villain, Mel Gibson diberi kesempatan menyutradarai film ini tetapi ia menolak.
7. Dalam film The Expendables (2010) sebenarnya Stallone menawarkan peran sebagai Hale Caesar kepada Wesley Snipes, tetapi dengan sangat terpaksa Sang Aktor harus menolak karena ia mulai ditahan dalam penjara sejak 2010 dan tidak memungkinkan baginya untuk bepergian meninggalkan Amerika tanpa surat ijin Pengadilan. Peran tersebut akhirnya jatuh pada Terry Crews. Peran Doc akhirnya didapatkan Snipes segera setelah ia dibebaskan dari penjara.
8. Dalam draft pertama skenario, nama karakter yg diperankan oleh Antonio Banderas adalah "Matador" (Bahasa Spanyol untuk "Killer"/Pembunuh). Setelah Banderas setuju untuk memainkan peran tersebut, ia lalu menyarankan beberapa hal untuk karakter tersebut, salah satunya dengan mengganti nama karakternya menjadi "Galgo" (Bahasa Spanyol untuk "Greyhound"/Anjing tinggi nan langsing).
9. Meskipun dibayar mahal, Jet Li hanya tampil selama kurang dari lima menit (saya sempat bertanya berulang-ulang ke Lyza apa betul dia melihat Jet Li dalam poster di luar teater? Sebab lebih dari separuh film sudah berlangsung tapi Jet Li belum juga muncul).
10. Arnold Scwarzenegger bekerja selama kurang dari seminggu untuk film ini (dalam film pertama, Schwarzenegger bekerja selama setengah hari dan dalam film kedua, ia berada di lokasi syuting selama empat hari).
11. Setelah Mel Gibson diputuskan tampil sebagai Conrad Stonebanks, Sutradara berdarah Aussie : Patrick Hughes menyarankan karakter ini memiliki latar belakang Australia. Meskipun Mel Gibson lahir di Amerika, ia menghabiskan seluruh masa mudanya di Australia.
12. Mickey Rourke sempat akan ditampilkan kembali dengan karakter lamanya dalam The Expendables (2010).
13. Nicolas Cage sempat pula dipertimbangkan untuk memerankan Bonaparte, tapi akhirnya pilihan jatuh pada Kelsey Grammer.
14. Steven Seagal ditawari sebuah peran, tapi ia menolak.
15. Film ini merupakan reuni Mel Gibson dan Jet Li setelah sebelumnya pernah tampil bersama dalam Lethal Weapon 4 (1998). Uniknya, dalam film tersebut, Mel Gibson menjadi tokoh protagonis dan Jet Li sebagai villain. Hal ini berlaku sebaliknya dalam The Expendables 3.
16. Dengan keterlibatan begitu banyak aktor kelas pemeran utama, tak pelak lagi, film ini menandai banyaknya reuni aktor-aktor tersebut. Mari kita simak : peran film pertama Terry Crews adalah dalam Film The 6th Day (2000) yang dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger, yg juga bermain bersama Sylvester Stallone dalam Escape Plan (2013). Stallone beradu akting bersama Antonio Banderas dalam Assassins (1995), di mana ia juga tampil dalam Machete Kills yg menampilkan Mel Gibson. Mel Gibson menjadi bintang utama dalam sekuel action sukses lainnya : Lethal Weapon 4 di mana Jet Li menjadi villain di dalamnya (Li's first American role). Li kemudian tampil dalam The One (2001) dan War (2007) bersama Jason Statham, yang pernah tampil dalam Film Chaos (2005) bersama Wesley Snipes, yg juga pernah beradu akting bersama Stallone dalam Demolition Man (1993). Stallone menulis, menyutradarai dan membintangi Rocky IV di mana Dolph Lundgren ikut tampil di dalamnya. Lundgren juga membintangi Blood Of Redemption (2013) bersama Robert Davi dan Davi pun pernah mendukung film Raw Deal (1986) bersama Arnold Schwarzenegger.
17. Dibanding dua film terdahulunya, ini film pertama yg memiliki durasi penayangan lebih dari 2 jam.
18. Karakter Mel Gibson adalah sebagai mantan SASR (Special Air Service Regiment/Resimen Khusus Udara) operatif. Sama halnya dengan perannya dalam salah satu film di awal karir Gibson, yaitu Attack Force Z (1982), di mana ia berperan sebagai anggota SASR.
19. Komposer Bryan Tyler banyak menggunakan kembali aransemen musik yang muncul dalam dua film terdahulu The Expendables.
20. Karakter Schwarzenegger tercatat dua kali menyebutkan quotes yg diambil dari dua filmnya : "Get to the chopper" (Predator) dan "I lied" (Commando).
21. Lucas Till pernah dipertimbangkan untuk peran Smilee.
22. Ketika ditanyakan tentang keberadaan Church (diperankan oleh Bruce Willis di dua film sebelumnya), Max Drummer (Harrison Ford) menjawab, "He's out of the picture"/Dia sudah dikeluarkan, bisa juga berarti "dia sudah tidak dipakai lagi dalam film"). Ini adalah guyonan mereka terhadap fakta bahwa karakter Willis sudah mengalami penulisan ulang dan digantikan oleh karakter Ford.
23. Pesawat yang digunakan Barney dan tim The Expendables-nya adalah 26, pesawat mesin ganda turboprop civilian dan merupakan alat transportasi militer, didesain dan diproduksi di USSR pada tahun 1969-1985.
24. Film Expendables pertama yg mendapatkan label PG-13.
25. Dalam sebuah adegan, karakter Antonio Banderas menyanyikan "El novio de la muerte" (Bridegroom of Death). Lagu itu merupakan himne resmi Legiun Spanyol, unit elit tentara Spanyol. Dalam kehidupan nyata, Banderas pernah dijadikan anggota kehormatan unit tersebut pada tahun 2013.
26. Sama halnya dengan karakternya dalam film ini, Harrison Ford adalah pilot handal dalam kehidupan nyatanya (hal ini saya bisikkan pada Suami saya saat Drummer akan naik dalam pesawat evakuasi). Ia bahkan pernah beberapa kali memimpin misi pencarian dan upaya penyelamatan korban bencana.
27. Dolph Lundgren, Wesley Snipes dan Antonio Banderas masing-masing pernah tampil sebagai 'orang jahat' dalam tiga film Stallone : Rocky IV, Demolition Man dan Assassins.
28. Film aksi ini menjadi film The Expendables pertama yg menampilkan skill martial arts dari Ronda Rousey, yg perform nyaris seluruh adegan bertarungnya tanpa bantuan stunt. Setelah film ini, ia menerima tawaran bermain dalam film Fast And Furious 7 (2015), The Athena Project (2015) dan Entourage (2015).
29. Ketika karakter Sylvester Stallone dan Harrison Ford bertemu di hanggar pesawat, keduanya sama-sama berada di dalam mobil. Mobil tersebut adalah mobil keluaran Ford. tipe logo Ford tersebut sengaja ditampilkan dalam ukuran besar dengan sudut pengambilan gambar tertentu, sebagai tanda penghargaan pada Sang Aktor.
30. Waktu kemunculan karakter Terry Crews dalam film sangat terbatas karena konflik jadwal dengan Brooklyn Nine-Nine (2013).
31. Victor Ortiz, seorang atlet juara tinju, tidak melakukan satupun aksi tinju dalam film ini. Begitu juga dengan Jet Li, sang maestro martial arts.
32. Helikopter Conrad Stonebanks di port Somali Mogadishu adalah jenis Panther Eurocopter AS565 milik Angkatan Udara Bulgaria. Pembuatan film dilakukan dekat Pangkalan Udara Helikopter Maritim Independen ke-63 di Varna dan kru film menggunakan pesawat mereka. Roundel (apa sih nih terjemahannya dalam Bahasa Indonesia? Nggak nemu dalam kamus M. Echols dan Shadily. Mungkin artinya sejenis "logo" kali' yah?) putih, hijau dan merah dari Angkatan Udara Bulgaria dapat terlihat di badan pesawat.

By the way, ternyata suhu AC dalam bioskop tidaklah sedingin yg saya bayangkan. So, kaos kaki boleh dibenamkan dalam-dalam di sudut tas. Secara keseluruhan, filmnya lumayan menghiburlah, highly recommended deh buat teman-teman yg ingin melihat bintang-bintang favoritnya beraksi dalam film sarat laga baku hantam dan baku tembak ini. Selamat menonton ya.

The Expendables 3 (2014) ⭐ 7/10 dari saya.  

Wassalam.
.
#theexpendables #theexpendables3




Komentar